Apa itu empon-emponan? 
Herba menahun, dengan akar rimpang, batang tegak, daun kerap kali jelas 2 baris, dengan pelepah yang memeluk  Zingiberaceae batang dan lidah diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph,
 berkelamin 2, kelopak berbentuk tabung, dengan ujung yang bertaju, 
kerap kali berbelah serupa pelepah. Daun mahkota 3, pada pangkalnya 
melekat. Benang sari sempurna 1; penghubung sari kerap kali lebar, ruang
 sari 2. Staminodia hampir selalu3; salah satu (bibirnya) berhadapan 
benang sari, selalu serupa daun mahkota; yang dua lainnya lebih kecil. 
Bakal buah tenggelam, beruang 3 atau 1. Kalau demikian dengan 3 papan 
biji yang menempel dinding. Tangkai putik sangat langsing, dengan ujung 
terjepit diantara kedua ruang sari, Kepala sari melebar, buah kotak 
kebanyakan berkatuk 3, kadang-kadang tidak pecah (Surjowinoto,1997).  
            Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.).
Termasuk dalam famili temu-temuan (Zingiberaceae) dan satu famili dengan temu-temuan lainnya, yaitu temulawak (
Curcuma xanthorrbiza Roxb.), temu hitam (
Curcuma aeruginosa), kunyit (
Curcuma domestica), kencur (
Kaempferia galanga), dan lengkuas (
Lenguas galaga). Di sepanjang daerah tropis dan subtropis, famili Zingiberaceae terdiri atas 47 genera dan 1.400 spesies. Genus 
Zingiber melliputi 80 spesies yang salah satunya adalah jenis jahe yang paling penting dan memiliki banyak manfaat. Nama 
Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “Singaberi”. Kata “ Singaberi” dalam bahasa Sansekerta itu berasal dari bahasa Arab “
Zanzibil” atau bahasa yunani “
Zingiberi”.
 Berdasarkan taksonomi tanaman, jahe termasuk divisi Pteridophyta, 
subdivisi Angiosperma, kelas Mono-cotyledoneae, ordo scitaminiae, famili
 Zingiberaceae, dan genus Zingiber (Tim Lantera, 2002).
  
            Famili
 jahe-jahean (Zingiberaceae) memiliki anggota lebih dari 1.200 spesies 
yang hampir seluruhnya tumbuh dihutan-hutan tropis, terutama Asia 
tenggara. Di Borneo sendiri memiliki jahe lebih dari 200 spesies. Jumlah
 belum diketahui secara pasti dan masih belum dipublikasikan dan banyak 
dibutuhkan sampai pada tingkat obat generik. Genus Costus memiliki 
beberapa karakter yang berbeda dan ditempat ini dimasukan dalam famili 
tersendiri. Taman Nasional Gunung Malu merupakan daerah dengan kawasan 
hutan yang masih cukup luas dan kaya akan semua jenis tumbuhan begitu 
juga dengan jahe-jahean ( Poulsen, 2006).
 
Asal Usul dan Penyebarannya
            Sampai
 saat ini belum diketahui asal usul jahe secara pasti, namun 
diperkirakan berasal dari India. Hal ini berdasarkan informasi bahwa 
jahe telah digunakan sebagai tanaman rempah dan obat sejak 
bertahun-tahun silam di India dan Cina. Di India, jahe sangat 
memasyarakat, sehingga tanaman ini memiliki banyak sebutan, seperti adu,
 ale, dan ada. Di Cina, jahe sudah ada pada masa kehidupan Confucius 
(sekitar tahun 551-479 SM), seorang filosof Cina.  Hal ini didasarkan pada buku catatan filosof tersebut yang sering menyatakan bahwa jika makan dia selalu menggunakan jahe.
            Sebagian
 orang berpendapat bahwa jahe berasal dari Malaysia, yang dikenal 
sebagai penghasil tanaman rempah. Di Eropa, jahe dikenal sebagai tanaman
 rempah pertama yang di peroleh dari pedagang-pedagang Arab. Para 
pedagang Arab tersebut membawanya dari India. Tanaman jahe di Eropa 
telah dikenal sejak zaman Dioscorides dan Pliny pada abad ke-1 SM.
            Di
 Indonesia, jahe memang belum di tanam secara meluas. Meskipun demikian,
 tanaman ini banyak ditemukan di daerah Rejang Lebong (Bengkulu), 
Kuningan, Bogor (Jawa Barat), Magelang (Jawa Tengah), Yogyakarta, dan 
beberapa daerah di Jawa Timur. Jahe bisa hidup ditanah dengan ketinggian
 200-600 meter di atas permukaan Laut dan curah hujan rata-rata 
2500-4000 mm /tahun. Pada umumya, dikawasan itu jahe hanya ditanam di 
pekarangan, di sekitar rumah, atau di tanah tegalan.pemanfaatannya pun 
masih terbatas untuk konsumsi rumah tangga. 
            Disetiap negara, jahe mempunyai nama yang berbeda-beda. Diantaranya di Malaysia disebut halia; Filipina: luya, allam; India: adu, ale, ada; Arab: sanyabil; Cina: Chiang p’i, khan ciang, kiang, sheng chiang; Belanda: gember; Inggris: ginger; dan di Prancis: gingembre, herbe au giingembre.
 Keanekaragaman nama tanaman jahe ini menunjukan bahwa penyebaran jahe 
telah meluas diberbagai belahan dunia. Hal ini berarti bahwa telah 
banyak orang yang mengetahui dan menggunakan jahe sejak zaman dahulu 
(Tim Lentera, 2002).   
  
(diambil dan diolah lagi dari http://biologitumbuhan.blogspot.co.id/2010/01/identifikasi-tanaman-famili-empon.html)